Emas adalah logam mulia yang paling populer untuk dijadikan investasi. Bahkan orang-orang zaman dulu sudah melek investasi emas. Dulu orang memasang gigi emas selain untuk menunjukkan status sosialnya, juga untuk dijual jika mendadak membutuhkan uang.
Kini orang berinvestasi emas dengan lebih tertutup, tidak memamerkan harta tersebut ke muka umum karena itu sama saja dengan mengundang pencoleng. Pemerintah lewat PT Aneka Tambang (Antam) menyediakan emas batangan dari ukuran terkecil 1 gram.
Tapi masyarakat tak hanya bisa membeli emas di gedung Antam. Tempat lain yang menjual emas untuk dijadikan investasi antara lain perbankan, pegadaian, dan tentu saja toko emas.
Bahkan dibanding di Antam, publik cenderung suka membeli emas di tempat-tempat tersebut. Salah satu alasannya adalah pembelian emas bisa dilakukan secara kredit.
Membeli emas secara kredit memang tampak menarik karena kita tak perlu langsung menggelontorkan uang tunai dalam jumlah besar untuk berinvestasi logam mulia ini. Tapi, selain keuntungan, ada sejumlah kerugian jika dibandingkan dengan membeli secara tunai.
Keuntungan:
– Bisa beli walau dana terbatas
Membeli emas dengan cara kredit banyak dipilih mereka yang ingin berinvestasi emas tapi tak cukup memiliki dana tunai. Dengan mengkredit emas, mereka bisa berinvestasi sekaligus menyisihkan tabungan untuk keperluan lain.
– Jadi jaminan
Jika kredit emas di pegadaian, saat ada keperluan mendesak, kita bisa menggadaikan emas tersebut walau belum lunas membayar cicilan. Tapi jumlah duit gadai hanya senilai total cicilan yang telah kita bayar. Lalu pegadaian akan menghitung total kredit emas dan cicilan gadai untuk dibebankan kepada kita sebagai cicilan keseluruhan per bulan.
– Disimpan di tempat aman
Selama kredit emas belum lunas, pihak kreditur akan menyimpan emas tersebut. Walau kita tak bisa memegang emas tersebut, paling tidak kita bisa memastikan bahwa emas disimpan di tempat yang aman dengan sistem keamanan ketat.
Kerugian:
– Ada biaya tambahan
Seperti proses kredit lain, pembelian emas secara kredit dibebani biaya di luar harga emas itu sendiri. Biaya ini misalnya bunga dan administrasi. Karena itu, total duit yang kita keluarkan untuk membawa pulang emas ini lebih besar daripada jika membeli secara tunai.
– Risiko fluktuasi
Harga emas bisa naik-turun tergantung pada banyak faktor. Kita akan mengalami kerugian ketika membeli emas secara kredit ketika harganya tinggi tapi harganya anjlok pas cicilan lunas.
– Emas ditahan
Berbeda dengan kredit kendaraan bermotor, orang yang mengkredit emas tidak bisa memegang emas tersebut sampai cicilan lunas. Jadi, fungsi dana cadangan emas hilang ketika emas itu dibeli secara kredit.
– Risiko gagal bayar
Jika membeli emas dengan cara kredit, bisa saja di tengah jalan kita gagal melunasi kredit karena pelbagai hal, misalnya tidak disiplin mengatur pengeluaran sehingga keuangan berantakan. Jika gagal bayar, emas yang kita beli akan disita dan dilelang kreditur untuk menutup cicilan yang belum terbayar.
Keputusan beli emas tunai atau kredit biasanya tergantung pada kemampuan finansial seseorang. Skema kepemilikan emas secara kredit banyak dipilih masyarakat yang memiliki pendapatan pas-pasan.
Tapi karena banyaknya potensi kerugian pembelian emas secara kredit, banyak pakar keuangan yang lebih menyarankan pembelian emas secara tunai. Menurut mereka, lebih baik sabar menabung untuk membeli emas secara tunai dengan satuan berat tertentu.
Sebagai langkah awal investasi, kita bisa beli emas tunai dengan berat terkecil dulu. Setelah dana terkumpul lagi, beli emas yang lebih berat. Begitu seterusnya. Untuk menyiasati kurangnya tabungan, kita juga bisa memanfaatkan bonus tahunan atau gaji ke-13 untuk membeli emas secara tunai.
No comments:
Post a Comment