Cinta
“Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS Ali ‘Imran [3]: 31)
Menurut Al-Qur’an, cinta sejati menuntut kepatuhan kepada Allah dan menghindari apa yang tidak diridhai-Nya. Jika kita perhatikan kehidupan dan perbuatan orang-orang yang mempunyai anggapan dan merasa yakin bahwa cinta manusia saja sudah cukup, dapat kita lihat bahwa mereka tidak teguh dengan pendiriannya itu, dan sering berubah-ubah kecintaannya.
Sebaliknya, seseorang yang mencintai Allah dengan setulus hati, sangat patuh kepada perintah-Nya, menghindari hal-hal yang dilarang-Nya serta memelihara dirinya dengan perbuatan-perbuatan yang diridhai Allah, mewujudkan cintanya demi untuk mencari ridha Tuhan di setiap saat dengan kesungguh-sungguhan, keyakinan, kepatuhan, dan kesetiaan kepada-Nya.
Karena sikap prihatinnya itu, ia sangat takut akan kehilangan ridha-Nya atau menimbulkan murka-Nya.
Mengungkapkan cinta hanya di bibir saja, tetapi hidup dengan melewati batas-batas yang dilarang Allah, tentunya merupakan sikap yang munafik. Allah memerintahkan manusia untuk takut kepada-Nya. Sebagaimana termaktub dalam salah satu firman Allah Swt. berikut ini,
“Dengan kembali bertobat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta laksanakanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang menyekutukan Allah.” (QS Ar-Rum [30]: 31).
Wallohualambisshawab
No comments:
Post a Comment