Orang-orang lebih kenal bank sebagai tempat menyimpan dan meminjam uang. Padahal ada sejumlah layanan lain yang bisa kita nikmati. Salah satunya deposito.
Mungkin sudah pernah dengar deposito, ya? Tapi mungkin juga, belum tahu apa sih sebenarnya deposito itu. Deposito bank menguntungkan bila kita teliti memanfaatkannya.
Deposito adalah bentuk investasi tabungan jangka panjang. Konsepnya sama dengan menabung biasa, tapi tabungan deposito tak bisa diambil dalam jangka waktu tertentu dan minimal dana yang ditabung lebih besar.
Tapi jangan khawatir. Walau duit deposito tak bisa diambil sewaktu-waktu, bunganya lebih besar daripada tabungan biasa. Selisihnya bahkan cukup jauh, sehingga sangat menguntungkan.
Sebenarnya sih, kita bisa saja menarik duit yang dijadikan deposito, tapi ada sejumlah denda yang harus kita bayar. Denda ini dibebankan karena kita dianggap melanggar perjanjian.
Dengan menabung deposito, artinya kita meminjamkan uang kepada bank. Bank itu kemudian menggunakan uang itu untuk diinvestasikan.
Jika kita tiba-tiba menarik uang tersebut, tentu rencana investasi bank akan terganggu. Inilah asal muasal denda tersebut.
Karena itulah bank menawarkan pilihan jangka waktu deposito agar kita bisa menyesuaikan sehingga tak kena denda. Biasanya jangka waktu yang ditawarkan:
- 1 bulan
- 3 bulan
- 6 bulan
- 12 bulan
- 24 bulan
Perbedaan tabungan biasa dan deposito:
Daripada pusing numpuk duit, kenapa enggak dimasukin deposito aja?
Tabungan biasa:
- Minimal dana yang ditabung lebih kecil
- Dana bisa diambil sewaktu-waktu
- Bunga lebih kecil
- Tidak ada denda penarikan
- Ada biaya administrasi per bulan
- Bunga dihitung per hari
- Minimal dana yang ditabung lebih besar
- Dana bisa diambil sewaktu-waktu tapi dikenai denda
- Bunga lebih tinggi
- Tidak ada biaya administrasi per bulan
- Bunga dihitung sesuai akhir periode deposito
Jika memakai ARO, deposito kita akan diperpanjang secara otomatis setelah periode investasi berakhir. Jangka waktu dan nominalnya pun sama.
Misalnya, jika kita sebelumnya deposito Rp 20 juta dengan periode 12 bulan. Maka nilai deposito yang diperpanjang akan sama dengan itu.
Sedangkan kalau memakai ARO+, deposito yang diperpanjang termasuk bunga deposito tersebut. Misalnya deposito kita Rp 20 juta dengan periode 12 bulan.
Setelah itu berakhir, kita mendapat bunga Rp 5 juta. Nah, yang didepositokan secara otomatis adalah Rp 20 juta + Rp 5 juta itu.
Aman dan Menguntungkan
Alasan utama orang memilih berinvestasi lewat deposito adalah kepastian keamanan dan keuntungannya. Orang yang tak begitu paham dunia investasi tetap bisa berinvestasi dengan menggunakan deposito tanpa takut bangkrut.
Soalnya, hanya bunga yang bisa mengalami penurunan tergantung pada ketentuan suku bunga. Sedangkan nilai pokok deposito tetap.
Misalnya nilai deposito Rp 20 juta. Ketika periode deposito berakhir, duit Rp 20 juta itu tidak akan berkurang sepeser pun. Tapi bunganya bisa naik bisa turun sesuai dengan suku bunga yang ditetapkan.
Ini beda dengan investasi lain, seperti properti, saham, atau reksa dana. Investasi-investasi tersebut lebih tinggi risikonya. Kalau kita tidak cermat, bisa-bisa gulung tikar.
Investasi properti, misalnya. Kalau kita beli rumah untuk berinvestasi di suatu kawasan yang bebas banjir lalu tiba-tiba kawasan itu kebanjiran, harga rumah itu sudah pasti bakal anjlok.
Karena itu, banyak perhitungan yang harus dilakukan sebelum melakukan investasi properti. Hal yang sama juga berlaku buat investasi saham, reksa dana dan investasi lain yang berisiko lebih tinggi.
Dalam deposito, uang dapat tumbuh dan berbunga.
Dengan berinvestasi deposito bank, dana kita bahkan mendapat perlindungan dari pemerintah lewat program Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Tapi bank yang menjadi tempat deposito kita harus terdaftar sebagai anggota LPS.
Deposito bank menguntungkan dengan adanya program LPS. Sebab, walau bank tersebut bangkrut, dana kita tetap aman dan utuh. Jadi bagaimana, siap berinvestasi deposito di bank?