Apakah Anda salah satu orang yang ingin memiliki usaha di usia muda? Atau, apakah Anda seoraang professional muda yang juga ingin membangun bisnis sebagai penghasilan tambahan? Apakah pernah terlintas di benak Anda untuk mengajak rekan/sahabat Anda membangun suatu bisnis bersama?
Memiliki sebuah usaha/bisnis di saat usia masih muda memang sesuatu yang bisa dikatakan berani dan hebat. Berani, karena tentu banyak resiko di dalamnya. Hebat, karena saat usia masih muda, kita memiliki waktu yang reelatif lebih banyak disbanding ketika kita menjalankannya saat usia sudah menua dan menjelang masa pensiun.
Berbisnis di usia belia membutuhkan sejumlah persiapan dan rencana. Mulai dari modal yang sering jadi kendala, sampai ke masalah persiapan mental yang kadang sering terlupa.
Nah, dalam artikel kali ini, kita akan membahas berbagai pengalaman anak muda Indonesia yang sukses membangun bisnisnya saat belia.
Kita akan banyak belajar kisah perjalanan mereka memulai bisnis, mulai dari tips sukses, sampai berbagai hal yang harus dihindari.
1. Prinsip 3M from Lena Thong
“Dalam berbisnis harus ada 3 M (Mau, Mampu, Money). Kalau salah satu tidak ada bisa bermitra”
Ada salah satu tips penting dalam berbisnis dari Lena Thong, CEO sebuah perusahaan penyedia jasa kantor siap pakai. Menurutnya, bagi anak muda yang ingin mendirikan sebuah bisnis, perlu mengecek 3 faktor yaitu Kemauan, Kemampuan, dan Modal. Kemauan datangnya dari diri sendiri, yaitu passion. Keinginan menjalankan suatu bisnis dengan sejuta visi dan impian di belakangnya serta kecintaan kita terhadap sesuatu sehingga ingin serius menekuninya.
Lena mengaku tertarik dengan bisnis penyediaan kantor siap pakai ini karena ia tertarik pada dunia property. Ia menangkap peluang yang sangat baik bahwa akan banyak bermunculan perusahaan-perusahaaan kecil yang membutuhkan kantor instan. Berdasarkan alasan inilah, Lena mengeksekusi mimpin-mimpinya.
Kemampuan. Faktor kedua yang penting untuk dimiliki saat membangun suatu bisnis adalah kapasitas kita untuk menjalankannya. Ini terkait dengan kesiapan kita baik dari segi wawasan terhadap dunia bisnis, pengetahuan tentang bidang yang akan kita garap, serta kemampuan manajerial.
Yang terakhir adalah money, atau modal. Lalu bagaimana jika kita tidak memiliki salah satunya? Yup, solusinya adalah dengan bermitra!
Misalkan, jika Anda memiliki passion dalam bidang fashion lalu sudah membekali diir Anda dengan berbagai wawasan dunia fashion, akan tetapi kekurangan modal. Carilah investor!
Sebaliknya, jika Anda punya keinginan dan uang/modal namun tidak tahu bagaimana ara menjalankan bisnisnya, carilah partner/mitra sebagai pihak manajemennya.
Syarat Bisnis menurut Lena Thong
• Tahu/Menguasai bidang yang akan digeluti dalam bisnis
• Harus ada peluang
• Passion
“Banyak orang yang berpikir secara rasional akan menyerah ketika menghadapi rintangan. Seringkali passion lah yang membuat kita tetap berusaha.” (Steve Jobs)
2. Win Like The Champion
Tips sukses kedua dalam berbisnis di usia muda adalah mental “Win Like The Champion”
Apa artinya?
Kita harus memiliki mental untuk menjadi seorang pemenang, bukan pecundang.
Tahukah Anda perbedaan winner dan champion?
Seorang pemenang (winner) bisa menjadi pemenang suatu waktu, tapi belum tentu dapat mengulang kembali kemenangan itu. Hanya seorang juara (champion) yang mampu meraih kemenangan, lagi dan lagi, berulang-ulang kali.
Begitu juga dalam menjalankan sebuah bisnis, kita harus siap menghadapi pertandingan dan perjuangan tiada henti. Hal ini akan menambah rasa penghargaan kita terhadap bisnis yang kita jalani.
Ketika kita sudah berhasil meraih target atau sukses yang diimpikan, kita benar-benar memenangkannya seperti seorang juara yang berhasil melewati berbagai tahapan pertandingan. Bukan sekedar rasa bangga karena baru menghadapi satu rintangan kecil.
3. Jangan terlalu fokus sama finansial
Ada salah satu kisah menarik yang datang dari kantor pusat Google. Charlie Ayers, juru masak pertama yang direkrut Google, memiliki misi menyediakan makanan yang mampu membuat betah para jagoan komputer di Google, mulai dari sarapan, makan siang, sampai makan malam. Dia juga harus menciptakan suasana agar orang-orang mau datang lebih pagi dan pulang lebih larut. Ayers juga mengurangi pizza dan menggantinya dengan sushi, makanan yang diyakininya baik untuk otak. Walhasil, setiap karyawan Google begitu menyukai masakannya dan merasa betah berlama-lama di kantor.
Dari Charlie kita bisa memetik pelajaran berharga bahwa dala m bekerja/berbisnis, tidak melulu harus soal uang dan profit. Yang paling penting saat kita membangun bisnis adalah menjalankannya dengan hati. Memang profit merupakan factor penting dalam bisnis, tetapi tidak semua kesuksesan sebuah perusahaan diukur dengan profit. Sejauh mana sebuah perusahaan mampu mempengaruhi pasar dan konsumer serta membuat perubahan berarti dalam hidup mereka juga sebuah pencapaian yang mahal harganya.
4. Jangan pelit untuk share ilmu
Tips sukses lainnya yang datang dari para pebisnis muda Indonesia yang berhasil dirangkum Billy Boen dalam bukunya, Top Words 2 adalah kemurahan hati untuk berbagi ilmu.
Dalam menjalankan sebuah bisnis, kita tidak bisa hanya mengandalkan kemampuan diri sendiri tanpa berbagi pelajaran dan pengalaman kepada orang lain. Dengan sering berbagi ilmu kepada rekan bisnis maupu junior, kita akan mendapatkan segudang manfaat. Antara lain adalah relasi yang semakin kuat dengan pelaku bisnis lain, eksistensi yang semakin meluas, serta ilmu yanh semakin bertambah karena sering kita ulang-ulang saat sharing.
5. Kenali kemampuan dan arah yang akan dituju
“Begin with the end mind” (Stephen R. Covey. Dalam bukunya 7 Habits of Highly Effective People)
Salah satu kunci sukses dalam bisnis adalah menentukan dan membayangkan puncak bisnis Anda. Apa yang Anda tuju dan inginkan dari bisnis tersebut?
Memulai dari yang akhir, padahal biasanya memulai dari permulaan, starting from the beginning. Mengapa harus starting with the end? Kenapa kita memulai dari yang akhir? Akhir itu adalah harapan dan tujuan yang menjadi keinginan kita semua. Artinya agar bisnis kita lebih baik kita harus menetapkan tujuan terlebih dahulu. Ini agar kita punya fokus yang jelas.
Sehingga, ketika kita sudah memiliki fokus tanpa disadari segenap potensi yang kita miliki akan tercurah pada tujuan tersebut. Tubuh kita, tenaga kita, pikiran kita dan hati kita akan bergerak dengan langkah pasti dan meyakinkan untuk meraih tujuan tersebut.
Dengan membayangkan akhirnya, Anda dapat dengan mudah mengetahui detail apa saja yang Anda butuhkan untuk mewujudkannya jadi kenyataan :)
6. Integrity, Passion and Fun
“Kurangnya passion seringkali menjadi hal yang membedakan antara kegagalan dan kesuksesan” (Donald Trump)
Salah satu prinsip yang dipegang kuat oleh Ligwina Hananto, salah seorang perencana keuangan ternama dalam memulai suatu bisnis adalah Integrity, Passion, and Fun.
Selain integritas, factor penting lainnya yang harus dimiliki seorang pebisnis baru adalah passion dan fun. Bekerja dengan passion dapat membantu Anda segera bangkit saat menemukan masalah. Passion akan menjadi alasan kuat seseorang untuk tetaap melakukan apa yang ia cita-citakan sejak awal. Selain itu, dalam bisnis kita juga harus menjalankannya dengan senang. Meskipun harus bersikap professional dan serius dalam menggarap suatu usaha, jadikan bisnis Anda sebagai wahana yang menyenangkan.
7. Being, do and have. Fokus untuk memantaskan diri
Tips penting terakhir sebelum memulai suatu bisnis adalah memperhatikan 3 faktor yaitu “being, do, and have”. Dari ketiga hal tersebut, yang wajib pertama kali kita miliki bukanlah do dan have, melainkan being. Artinya adalah, sebelum kita memutuskan ingin mengerjakan dan memiliki sesuatu, pastikan kita sudah memantaskan diri kita dengan segenap pengetahuan dan keterampilan. Karena bisnis hanya akan berhasil di tangan orang-orang yang pantas memetik keberhasilan. Apakah Anda salah satunya?
No comments:
Post a Comment