6 (Enam) Kaum yang Dibinasakan Allah Karena Kezaliman
Alquran menceritakan sejumlah kaum dibinasakan oleh Allah
karena melakukan kezaliman dan kemaksiatan di muka bumi, seperti mengingkari
ke-Esaan Allah bahkan memusuhi Rasul yang diutus kepada mereka. Kehancuran dan
kematian menjadi balasan atas kemungkaran dan kemaksiatan yang mereka lakukan
sendiri.
"Dan Kami tidaklah menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri, karena itu tiadalah bermanfaat sedikitpun, kepada mereka sembahan-sembahan yang mereka seru selain Allah, di waktu azab Tuhanmu datang. Dan sembahan-sembahan itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali kebinasaan belaka." (QS Hud [11]: 100-101)
"Dan Kami tidaklah menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri, karena itu tiadalah bermanfaat sedikitpun, kepada mereka sembahan-sembahan yang mereka seru selain Allah, di waktu azab Tuhanmu datang. Dan sembahan-sembahan itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali kebinasaan belaka." (QS Hud [11]: 100-101)
Sisa-sisa kehancuran mereka pun hingga kini masih dapat kita disaksikan. Para peneliti sejarah dan arkeologis telah banyak menemukan keberadaan kota-kota yang hilang tersebut. Kota-kota ini memiliki ciri sebagaimana yang disebutkan dalam Kitab Suci Alquran dan manuskrip-manuskrip tua tentang kaum yang dibinasakan.
Pembinasaan kaum-kaum ini dikisahkan Alquran agar menjadi bahan pembelajaran untuk kaum-kaum yang hidup di masa setelahnya dan tidak melakukan kezaliman dan kemaksiatan yang sama. Ada banyak kisah kaum yang diazab Allah karena kemungkarannya.
Kami menghimpun 6 (enam) kaum diantaranya, yang diambil dari berbagai sumber.
1.KAUM NABI NUH AS
ilustrasi : bahtera Nabi Nuh as. |
Nabi Nuh as berdakwah selama 950 tahun, namun yang menjawab seruan dakwahnya untuk beriman kepada Allah sangat sedikit. Kebanyakan kaumnya justru mendustakan bahkan memperolok-olok Nabi Nuh as. Kezaliman dan kemungkaran yang dilakukan kaum Nabi Nuh as mengundang azab Allah. Allah SWT lalu memerintahkan Nabi Nuh as dan pengikutnya untuk membuat bahtera. Mereka pun tidak mengetahui untuk apa bahtera itu dibuat. Sementara kaumnya yang ingkar, mencomooh tindakan Nabi Nuh membuat bahtera yang dianggap bodoh.
Saat waktu yang ditentukan telah tiba, Allah memerintahkan agar Nabi Nuh as beserta pengikutnya dan hewan-hewan berpasang-pasangan untuk menaiki bahtera tersebut. Allah SWT lalu mendatangkan banjir yang besar. Seluruh kaum yang ingkar saat itu mati tenggelam. Termasuk istri dan anak Nabi Nuh as.
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim." (QS Al- Ankabut [29]:14)
Nabi Nuh as bersama kaumnya yang taat pun selamat setelah berlayar menggunakan bahtera yang terbuat dari kayu. Setelah berlayar cukup lama, dikisahkan bahtera Nabi Nuh as berlabuh di sebuah daratan tertinggi saat itu.
"Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air maka bertemulah air-air itu untuk satu urusan yang sungguh telah ditetapkan. Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku."
(QS Al-Qamar [54]:11-13)
Dalam riwayat ini disebutkan, air bah yang menenggelamkan kaum Nabi Nuh as ketika itu menutupi juga hampir dua pertiga bumi. Nabi Nuh as beserta dengan pengikutnya yang beriman berhasil selamat dari azab tersebut atas izin Allah SWT. Namun hingga kini, belum diketahui secara pasti dimana lokasi berlabuhnya bahtera yang membawa Nabi Nuh as dan para pengikutnya.
Wallohualambisshawab
No comments:
Post a Comment