Wednesday, October 24, 2012
KAA'BAH
Keutamaan Ka'bah
Tentang keutamaan Ka'bah, Allah Swt. berfirman: “Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.” (QS. Ali Imran: 96)
Ka'bah merupakan Kiblatnya kaum muslimin. Arah kiblat kaum muslimin ketika melaksanakan shalat adalah menghadadap ke Ka'bah sesuai dengan perintah Allah. Shalat tidak akan sah jika tidak menghadap ke arah Ka'bah, kecuali dalam kondisi darurat.
Selain itu, Muka Ka'bah merupakan tempat yang sangat mulia di muka bumi. Abdullah bin Saib menjumpai Rasulullah SAW pada hari Fath (penaklukan kota Makkah). Ketika itu Nabi SAW sedang menunaikan shalat di hadapan Ka'bah dan beliau melepaskan sandalnya lalu meletakkannya di sebelah kiri beliau.
Ketika Muhammad bin Suqah dan Said bin Jubair di bawah naungan Ka'bah, Said berkata, "Saat ini kamu tengah berada di bawah naungan bangunan yang paling mulia di muka bumi."
Diriwayatkan dari Ibnu Abi Najih, bahwa Abdullah bin Amr bin Ash berkata, "Baitullah itu seluruhnya adalah kiblat, dan kiblatnya sendiri adalah mukanya. Lalu jika mukanya tidak menepatimu, maka (menghadaplah ke arah) kiblat Nabi Saw, sedangkan kiblat Nabi Saw adalah antara mizab hingga rukun syami yang menyertai maqam Ibrahim."
Diceritakan dari Ibnu Saib, bahwa pada hari Fath Nabi Saw melakukan shalat di hadapan Ka'bah, sejajar dengan batu putih. Kemudian beliau mengangkat kedua tangannya, lalu bersabda, "Inilah kiblat."
Abdul Majid bin Imran Al-Ajaly menceritakan dari Ibrahim An-Nakha'iy atau Hammad Ibnu Abi Salamah, katanya, “Orang yang memandang Ka'bah bagaikan orang yang sungguh-sungguh dalam beribadah di negeri yang lain.” Dan diceritakan dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Setiap sehari semalam Allah Azza Wa Jalla menurunkan 120 rahmat kepada Baitullah, 60 di antaranya untuk orang-orang yang berthawaf, 40 untuk orang-orang yang shalat, dan 20 untuk orang-orang yang memandang (Baitullah).” Utsman juga mengatakan bahwa Yasin pernah bercerita kepadanya dari Abil Asy'ats bin Dinar dari Yunus bin Khabbab, katanya, “Memandang ke arah Ka'bah adalah ibadah di bagian bumi yang lain.”
Dalam riwayat lain dikatakan, Yasin bercerita kepada Utsman dari seorang pria Mujahid, katanya, “Memandang ke arah Ka'bah adalah ibadah, dan masuk ke dalamnya berarti masuk ke dalam kebajikan. Sedang keluar darinya berarti keluar dari keburukan.”
Atha' mendengar Ibnu Abbas berkata, “Memandang ke arah Ka'bah adalah kemurnian iman.” Dan Ibnul Musayyib berkata, “Barangsiapa memandang Ka'bah dengan rasa keimanan dan pembenaran, maka dia telah keluar dari kesalahan-kesalahan sebagaimana ketika dia dilahirkan oleh ibunya.”
Zuhair bin Muhammad juga bercerita kepada Utsman dari Abi Sayib Al-Madany, katanya, “Barangsiapa memandang Ka'bah (dengan penuh keimanan dan pembenaran, maka dosa-dosanya akan berjatuhan sebagaimana daun-daun berguguran dari pepohonan.”
Zubair bin Muhammad berkata kepada Utsman, “Orang yang duduk di Masjidil Haram seraya memandang ke arah Baitullah, tanpa thawaf maupun shalat itu lebih utama daripada orang yang mengerjakan shalat di rumahnya tanpa memandang Baitullah.”
Utsman mendengar dari Atha', katanya, “Memandang Baitullah adalah ibadah, dan orang yang memandang Baitullah itu ibarat orang yang berpuasa, melakukan shalat malam secara terus-menerus, menahan hawa nafsu, dan berjihad di jalan Allah SWT.”
Makhul mengatakan Rasulullah SAW bersabda, “Ada lima hal yang tergolong ibadah. Dan memandang ke arah Ka'bah adalah salah satu ibadah.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment