Friday, January 11, 2013

MALAIKAT MAKHLUK PENJAGA SISTEM KESEMESTAAN


Malaikat, Makhluk Penjaga Sistem Kesemestaan







Apa sebenarnya malaikat itu? Apa fungsi-fungsinya? Bagaimana pula dia bisa mendoakan orang-orang yang beramal saleh? Apakah Allah Swt. akan mengabulkan doa-doa mereka itu? Inilah serangkaian pertanyaan yang ingin penulis ungkapkan jawabannya di sini sebelum kita masuk pada pembahasan tentang orang-orang beruntung yang senantiasa didoakan oleh para malaikat.




Jumhur ulama berpendapat bahwa malaikat adalah makhluk halus yang diciptakan dari cahaya, dapat berubah-ubah bentuk, taat mematuhi perintah Allah ‘Azza wa Jalla, dan sedikit pun tidak membangkang kepada-Nya. Allah Swt. menganugerahkan kepada mereka akal dan pemahaman, menciptakan bagi mereka naluri untuk taat, dan memberikan kepada mereka kemampuan berubah-ubah dengan berbagai bentuk yang indah dan kemampuan untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan berat.

Para ulama pun—dengan merujuk pada Al Qur’an dan hadits—umumnya sepakat bahwa malaikat adalah makhluk gaib yang difungsikan sebagai pelaksana tugas dari Allah Swt., termasuk di dalamnya sebagai pembawa informasi dan pengatur berbagai urusan. Fungsi malaikat ini tergambar jelas dalam makna kata malaikat itu sendiri. Menurut The Holy Qur’an, malaikat berasal dari kata malâikah, sebagai bentuk jamak dari kata malak. Sebagian mufasir menerangkan bahwa kata ini berasal dari malaka atau ma’lak. Katamalaka artinya menguasai. Hal ini mengisyaratkan bahwa tugas malaikat untuk menguasai kekuatan alam dalam segi fisik sebagai bentuk pelaksanaan tugas yang Allah Swt. bebankan kepada mereka. Sementara itu, kata ma’lak atau disingkat malak, berasal dari kata alk yang artinya mengutus. Hal ini mengisyaratkan bahwa tugas lain malaikat—yang bersifat non-fisik atau rohani—adalah sebagai perantara antara Allah dan manusia.

Jika kita rinci, ada beberapa tugas besar yang diemban malaikat sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an berikut ini.

A. Utusan Allah Swt. kepada hamba yang dikehendaki-Nya

Allah Swt. berfirman sebagai berikut.

“Dia menurunkan para malaikat membawa wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya ….” (QS An Nahl, 16: 2)

“Allah memilih para utusan(-Nya) dari malaikat dan dari manusia. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.” (QS Al Hajj, 22: 75)
Pengatur segala urusan. Dalam Al Qur’an surat An Nazi’at (79) ayat 5, Allah Swt. bersumpah dengan menggunakan kalimat “malaikat-malaikat yang mengatur segala urusan dunia”. Dalam surat Al Qadr (97) ayat 4 juga Allah menyatakan, ”Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.”
Mediator turunnya wahyu. “Dan sungguh, (Al Qur’an) ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan seluruh alam, yang dibawa turun oleh Ar Ruh Al Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar engkau termasuk orang yang memberi peringatan.” (QS Asy Syu’ara, 26: 192-194)
Aparat penegak kekuasaan Allah Swt. “Dan para malaikat berada di berbagai penjuru langit. Pada hari itu delapan malaikat menjunjung `Arsy (singgasana) Tuhanmu di atas (kepala) mereka.” (QS Al Hâqqah, 69: 17)




Untuk menjamin terlaksananya tugas para malaikat yang sangat berat, Allah Swt. telah melengkapi mereka dengan pelbagai potensi. Salah satu gambaran tentang potensi ini tersirat dalam Al Qur’an bahwamalak atau malaikat itu mempunyai sayap. Allah Swt. Berfirman sebagai berikut.

“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga, dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS Fâthir, 35: 1)

Dalam ayat tersebut, kata ajnihah adalah bentuk jamak dari janah. Artinya sayap. Misalnya, burung. Bagi burung, sayap memiliki fungsi bagaikan tangan pada menusia. Menurut Quraish Shihab, kata ini dapat dipahami dalam arti hakikat, yaitu memang makhluk yang memiliki sayap, walau bentuknya tidak tahu seperti apa. Ada pula yang memahami sayap ini sebagai suatu potensi yang menjadikan dia mampu berpindah dengan sangat mudah dari satu tempat ke tempat lainnya. Yang berpendapat semacam ini di antaranya At Thabhathaba’i. Dia menegaskan bahwa inilah yang dimaksud dengan kata “sayap” dalam ayat di atas.

Mengenai pengertian kedua yang menyebutkan sayap sebagai suatu potensi kemudian melihat pada penggunaan potensi itu untuk bergerak, berpindah tempat, atau juga berubah keadaan, seakan menggambarkan bahwa malaikat itu adalah makhluk yang bersifat energetis, alias tidak berwujud materi, alias makhluk gaib. Makna suatu “potensi” sebenarnya bisa disandingkan dengan pengertian qadar atau ukuran yang telah ditentukan. Dengan demikian, menurut Achmad Marconi dalam buku Bagaimana Alam Semesta Diciptakan: Pendekatan Al Qur’an dan Sains Modern (2003: 36), malaikat dapat diartikan suatu esensi makhluk yang ditugaskan untuk penguasaan dan pengendalian yang bebas, memiliki kemampuan untuk menyampaikan, dan untuk itu dia memiliki kekuatan yang telah ditentukan Allah sehingga mereka mampu melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya tanpa cacat atau salah.

Oleh karena itu, sebagai pelaksana dan “penjaga sistem kesemestaan” atau “the guardians of universe” yang diciptakan-Nya, malaikat dianugerahi sifat-sifat tertentu yang menjamin terlaksananya hukum-hukum Allah Swt. di alam semesta. Sifat-sifat tersebut di antaranya sebagai berikut.

B. Memiliki ketakwaan. 

Allah Swt. berfirman sebagai berikut.

“Sesungguhnya orang-orang yang ada di sisi Tuhanmu tidak merasa enggan untuk menyembah Allah dan mereka menyucikan-Nya dan hanya kepada-Nya mereka bersujud.” (QS Al A’raf, 7: 206)

“(Malaikat-malaikat) yang memikul `Arsy dan (malaikat) yang berada di sekelilingnya bertasbih dengan memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memohonkan ampunan untuk orang-orang yang beriman ….” (QS Al Mu’min, 40: 7)

Lihat pula Al Qur’an surat Al Baqarah (2) ayat 30 dan surat Asy Syûra’ (42) ayat 5.
Dianugerahi sifat kepatuhan. “Dan segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi hanya bersujud kepada Allah yaitu semua makhluk bergerak (bernyawa) dan (juga) para malaikat, dan mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri.” (QS An Nahl, 16: 49)
Makhluk yang cerdas. ”Yang mempunyai keteguhan; maka (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli (rupa yang bagus dan perkasa).” (QS An Najm, 53: 6)
Mampu bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi. “Demi (malaikat) yang turun dari langit dengan cepat, dan (malaikat) yang mendahului dengan kencang.” (QS An Nâzi’ât, 79: 3-4)
Mampu bermetamorfosis alias mengubah bentuk. Kisah malaikat yang mampu mengubah bentuk, salah satunya dapat kita simak pada kisah Nabi Ibrahim ketika beliau didatangi dua orang tamu tidak dikenal. “Dan para utusan Kami (para malaikat) telah datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan, ‘Selamat.’ Dia (Ibrahim) menjawab, ‘Selamat (atas kamu).’ Maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. Maka ketika dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, dia (Ibrahim) mencurigai mereka, dan merasa takut kepada mereka. Mereka (malaikat) berkata, ‘Jangan takut, sesungguhnya kami diutus kepada kaum Lut’.” (QS Hud, 11: 69-70)

Lihat pula Al Qur’an surat Maryam (19) ayat 17; surat Al Ankabut (29) ayat 31-33; dan surat Ali Imran (3) ayat 39-42.

C. Tidak akan durhaka kepada Allah Swt

Hal ini dapat kita baca dalam Al Qur’an surat At Tahrim (66) ayat 6 berikut.

“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”


Wallohualambishawab




No comments:

Post a Comment