Thursday, September 27, 2012

PERSIAPAN CALON JEMAAH HAJI & UMRAH

LABBAIK ALLOHUMMA LABBAIK
MEDINAH, MEKAH DAN PERSIAPAN HAJI & UMRAH





MADINAH TANPA SITUS BERSEJARAH PUSAT PENYEBARAN ISLAM

Kata "madinah" berarti "kota", Madinah ibu kota Provinsi Madinah, terletak di daerah Hijaz, Arab Saudi Barat. Dari Mekkah berjarak 340 km ke utara dan 120 km dari Laut Merah. Semula bernama Yatstrib, kemudian setelah hijrah dikenal dengan nama Madiinatunnabi (Kota Nabi) atau Almadiinah Almunawwarah (Kota yang bercahaya). 

Yatstrib sudah ada sejak enam abad sebelum Masehi. Pada abad ke-2 Masehi, ketika perang Roma-Yahudi berkecamuk, tiga suku Yahudi memilih tinggal di Yatstrib, yaitu Bani Qainuqa, Bani Quraizah, dan Bani Nadir. Dua suku yang berasal dari Yaman, ialah Bani Aus (Banu Aws) dan Bani Khazraj menyusul, namun pada abad ke-5, kedua suku itu mengambil alih kepemimpinan atas kota tersebut diatas.

Pada tahun 622 Nabi Muhammad saw berhirah ke Madinah, setibanya di kota ini Nabi dan pengikutnya merancang sebuah peraturan untuk menyatukan penduduk Madinah. Peraturan/konstitusi itu disetujui oleh penduduk kota dan dikenal dengan nama Piagam Madinah.

Kota Madinah dikenal karena keberadaan Masjid Nabawi, masjid yang dibangun oleh Nabi Muhammad saw sebagai tempat pusat pergerakan perjuangan penyebaran Islam. Dari Madinah, Islam menyebar ke seluruh Jazirah Arab lalu ke seluruh dunia. Jejak perjuangan Islam tersebar di seluruh kota, antara lain Jabal Uhud, Khandaq dan Masjid Quba (masjid yang pertama dibangun pada masa Muhammad saw).

Setelah Rasulullah wafat, pemerintahan Islam berkembang pesat di bawah kepemimpnan Khalifah dan berhasil menaklukkan kota-kota penting seperti Damaskus, Iskandariah dan Bagdad. Ketika itu Madinah menjadi ibukota negara sampai kepemimpinan Khalifah yang keempat berakhir dan pusat pemerintahan dipindahkan ke Damaskus, untuk selanjutnya Madinah difungsikan sebagai pusat keagamaan saja dan melepaskan fungsi politiknya.

Disebabkan khawatir terhadap penyembahan situs-situs, maka Pemerintahan Kerajaan Arab Saudi menghancurkan beberapa situs bersejarah di Kota Madinah, diantaranya Masjid Salman Alfarisi, Masjid Raj'at Asysyams, pemakaman Jannatulbaqi dan rumah Nabi Muhammad saw. Madinah juga sama dengan Kota Mekah, terlarang untuk non muslim.

PERSIAPAN CALON JEMAAH HAJI

A. Daftar Perbekalan Penting Jemaah Haji

Masalah Muncul Ketika Akan Pulang
Konsentrasi atau kekhusyukan dalam menjalankan ibadah haji bisa sangat terganggu karena barang-barang penting yang seharusnya tersedia malah tertinggal di tanah air. Oleh karena itu setiap calon haji harus membuat persiapan perbekalan yang cermat agar selama 40 hari berada di Tanah Suci dapat menjalankan ibadah dengan tenang.

Sebelum koper perbekalan diserahkan ke Kantor Kementerian Agama (Kemenag) kabupaten atau kota setempat, sebaiknya jemaah memeriksa ulang barang-barang yang harus dibawa.

Setiap jemaah akan memperoleh tiga buah tas, yakni tas besar (koper) berkapasitas berat 32 kg, tas tenteng (tas kabin) berkapasitas 10 kg dan tas paspor. Jika kelak jemaah memerlukan tas lain yang sangat diperlukan untuk tempat belanjaan seperti halnya oleh-oleh haji dapat menyelipkannya di koper.

Berikut adalah daftar perbekalan jemaah haji sesuai dengan masing-masing kapasitas dari tas yang tersedia:

1. Tas Besar (Koper, Bagasi)
Kapasitas : 32 kg, direkomendasikan untuk diisi:
a. 3-4 helai kain ihram (perempuan: 1-2 stel mukena).
Bagi jemaah gelombang kedua, sebagian disimpan di dalam koper, sebagian disimpan di dalam tas kabin.
b. Pakaian sehari-hari (secukupnya)
c. Bahan makanan (beras, mie instan, kacang/suuk teri (ukri), minuman bubuk, rendang kering dan lain sebagainya)
d. Perlengkapan memasak (sesuai kebutuhan atau dirundingkan dengan kelompok atau regu)
e. Perlengkapan lain (senter, gantungan baju, tapi rapia, deterjen dan sebagainya)

2. Tas Tenteng (Kabin)
Kapasitas : 10 kg, sebaiknya berisi:
a. Obat-obatan
b. Pakaian ganti (1 stel)
c. Alat elektronika dan perlengkapannya (kamera, hp, charger dan sebagainya)
d. Peralatan sholat (sajadah dan kelengkapanya)
e. Makanan ringan
f. Peralatan mandi (sikat gigi, handuk, sabun, pasta gigi, dan shampo)
(Untuk mengantisipasi keadaan di pesawat yang dingin disiapkan juga; selimut tipis, kaca mata, sweater atau jaket)

3. Tas Paspor
a. Paspor yang berlaku
b. Bukti pelunasan BPIH
c. Buku kesehatan
d. Buku do’a dan panduan manasik haji
e. Obat-obatan harian (termasuk pelembab bibir atau kulit dan masker)

Calon jemaah haji sebaiknya menghindari membawa barang-barang yang akan membebani dalam proses ibadah, membawa barang sesederhana mungkin dan uang secukupnya adalah sangat bijaksana dan lebih dianjurkan.

Sebenarnya masalah utama barang bawaan haji bukanlah pada saat keberangkatan, namun pada saat menjelang kepulangan karena banyak jemaah haji yang membawa barang melebihi kapasitas, jemaah yang membeli buah tangan dalam jumlah banyak sebaiknya menggunakan jasa pengiriman via kargo.

B. Tempat Mustajab di Kota Mekah
Berdo’a di Seluruh Tanah Haram akan Di-Ijabah

"Tidak ada diatas permukaan bumi ini satu negara mana pun yang paling di-ijabah untuk berdo’a, kecuali pada 15 tempat di Mekah dan sekitarnya, yaitu :
1) di dalam Kabah,
2) di depan Hajar Aswad,
3) di depan Rukun Yamani,
4) di bawah talang emas (mizab),
5) di Hijir Ismail,
6) di depan Multazam,
7) di belakang Maqam Ibrahim,
8) di sumur Zamzam,
9) di Safa,
10) di Marwah,
11) di Masy'arilram (dekat Mina),
12) sewaktu wukuf di Padang Arafah,
13) di Jumrah Aqabah,
14) di Jumrah Wustha, dan
15) di Jumrah Ula."
(Hadis Rasulullah, diriwayatkan oleh Imam Thabrani).

Kabah,
tidak setiap jemaah diizinkan masuk Kabah sehingga sangat sulit berdo'a didalamnya, maka cukup berdo'a di luar Kabah dengan memohonkan kemuliaan, keagungan, kemurahan dan keagungan Kabah agar diberikan kepada jemaah yang haji dan umrah.

Di depan Hajar Aswad,
batu hitam yang ada di salah satu sudut Kabah (sejajar dengan lampu hijau tempat memulai tawaf), karena sulit bersentuhan dengan atau mencium Hajar Aswad, jemaah cukup berdo'a dari kejauhan dengan menghadap ke Hajar Aswad. Mohonkan ampunan, perlindungan serta kebebasan dari utang, kefakiran, sempit hati dan siksa kubur.

Di depan Rukun Yamani,
mohonkan kebaikan dunya akhirat, dimasukan ke surga, dan terpelihara dari siksa api neraka.

Di bawah talang emas (mizab),
mohonkan naungan di bawah 'Arsy dan syafaat Rasullulah pada hari kiamat.

Di Hijir Ismail,
membuat ikatan perjanjian dengan Allah, wafatkan ke dalam golongan ahlusunnah waljamaah, rindu bertemu Allah, keselamatan dari fitnah bisikan syetan dan agar dapat mengambil hikmah (iktibar) dari semua kejadian.

Di depan Multazam
(berada di antara Hajar Aswad dan pintu Kabah), mohonkan peliharaan diri (dan keluarga), keutamaan (kelebihan, anugerah dan kebaikan), perbaikan segala urusan, serta ampunan dosa dan ditinggikan martabat di surga.

Di belakang Maqam Ibrahim,
mohonkan pengetahuan terhadap segala hal (zahir maupun batin), kekuatan iman, kelapangan dada, penerangan hati, dan husnulkhatimah.

Di sumur Zamzam,
kini sumur Zamzam tidak terlihat karena posisinya tertutup areal tawaf di dekat Maqam Ibrahim, maka ketika di dekat itu atau ketika meminum air Zamzam, bacalah do’a:
"Allahumma innii as'aluka 'ilman naafi'an wa rizqan waasi'an wa syifaa'an min kulli daa'in wa saqamin bi rahmatika yaa arhamarrahimiin."

Di Masy'arilharam,
mohonkan keselamatan di dunia dan akhirat.

Di Safa,
ucapkan takbir lalu ucapkan terimakasih dan pujian kepada Allah yang telah memberikan kenikmatan yang luar biasa.

Di Arafah,
(sewaktu Wujuf), ucapkan istigfar, serahkan diri kepada Allah, dan mohon dimasukan kepada golongan orang-orang yang istiqamah.

Di Jamarat (Ula, Wustha, dan Aqabah),
dengan segala kerendahan hati, serahkan diri kepada Allah, serta mohonkan kebebasan dari siksa di masukkan ke dalam golongan orang shalih.

Selama berada di tanah suci, sebaiknya jemaah memanfaatkan kesempatan untuk memanjatkan do’a sebanyak-banyaknya, sebelum berdo'a jemaah harus memperhatikan adab atau etika berdo'a.

Berikut ini adab berdo'a sebagaimana dijelaskan Habib Syarif Muhammad Al'aydrus, Ketua Yayasan Assalam, Kota Bandung. (PR, 8 September 2012)

Pertama,
membaca Istigfar, sebuah pernyataan diri memohon ampunan atas segala kesalahan dan dosa yang telah dilakukan.

Kedua,
membaca Hamdalah, bentuk pujian kepada Allah atas berbagai kenikmatan yang telah diberikan kepada hamba-hambaNya.

Ketiga,
membaca Shalawat, bentuk pernyataan kecintaan terhadap Rasullah saw, yang telah membawa umat manusia memperoleh petunjuk dan hidayah Allah.

Keempat,
menyampaikan isi materi do’a.

Kelima,
diakhiri dengan membaca Shalawat dan Hamdalah, sebagai pengantar dikabulkannya do'a sekaligus ungkapan rasa terimakasih kepada Allah SWT dengan harapan do'a yang dipanjatkan senantiasa dikabulkan-Nya.

Semoga bermanfaat
Selamat menunaikan Ibadah Haji dan Umrah bagi yang melaksanakannya
Semoga Allah SWT mengabulkan semua do'a yang kita panjatkan, termasuk diri saya, anda dan mereka yang berkesempatan memenuhi panggilan Allah.
Aamiin Allohumma aamiin...
Labbaik Allohuma Labbaik

Wallohualambisshawab.

Wassalamualaikum wr wb


Penuhi panggilan Allah ke Baitullah 

Hijir Ismail as 

Kiswah Ka'bah 

Allohu Akbar Maha Besar Allah 

Malam tak berbintang di Baitullah

Sinar Allah di Baitullah

Al Mukarommah 

mimbar masjid nabawi 

Hajar Aswad 

Rinduku untuk Baitullah

Kutatap Baitullah 

Jabbal Rahmah 

Jabal Uhud

Jabal Rahmah 

Mizab (talang Emas)

Subhanalloh Allah Maha Suci dan Maha Besar

Bening sebening hati menuju Baitullah 

pintu Makam Rasulullah saw 

Assalamualaikum Baitullah 

Ka'bah dalam hujan 

indahnya malam Subhanalloh Ya Allah 

payung di Medinah

pintu Ka'bah Lama 

shalat di mesjid Nabawi 

peta obyek wisata Medinah 

Subhanalloh Allohu Akbar 

kulangkahkan kaki menuju Baitullah 

Mata Air Zamzam 

Semua sama dihadapan Allah

Kaaba Baitullah 

Subhanalloh Ka'bah 

No comments:

Post a Comment